SUARA TRENGGALEK – Sebanyak 50 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Trenggalek tercatat telah aktif dan beroperasi.
Namun, delapan SPPG lainnya terpaksa menghentikan operasional sementara mulai 15 Desember 2025 karena kendala pencairan anggaran operasional.
Wakil Ketua Satgas MBG Trenggalek, Saeroni, mengatakan dari total target sekitar 60 dapur SPPG, saat ini 50 dapur telah aktif beroperasi.
“Untuk dapur yang beroperasi di Kabupaten Trenggalek sampai dengan hari ini ada 50 SPPG yang sudah operasional,” ujar Saeroni, Senin (15/12/2025).
Ia juga menyampaikan terkait Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) terdapat dua dapur yang sudah turun dan lima dapur mbg lainnya telah diverifikasi tinggal menunggu penerbitan.
“SLHS Itu yang mengeluarkan adalah langsung dari OSS,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, meski sebagian besar SPPG telah aktif, terdapat delapan dapur yang menghentikan sementara kegiatan operasional berdasarkan informasi dari koordinator kabupaten SPPI.
“SPPI menginformasikan ada delapan SPPG yang tidak operasional mulai tanggal 15 Desember sampai waktu yang belum bisa ditentukan,” jelasnya.
Delapan SPPG tersebut tersebar di sejumlah kecamatan, yakni Kecamatan Panggul (SPPG Bodak dan Sawahan), Kecamatan Dongko (SPPG Petung).
Kecamatan Trenggalek (SPPG Karangsuko 2 dan 3), Kecamatan Durenan (SPPG Kamulan), Kecamatan Pule (SPPG Pule), serta Kecamatan Kampak (SPPG Bendo Agung 2).
Menurut Saeroni, penghentian sementara operasional tersebut disebabkan belum cairnya anggaran operasional hingga pertengahan Desember 2025.
“Permasalahannya karena anggaran untuk operasional SPPG tersebut masih belum cair sampai dengan tanggal 15 ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebenarnya seluruh SPPG yang berstatus operasional juga belum menerima pencairan anggaran untuk bulan ini. Namun, sebagian besar dapur masih tetap beroperasi dengan pembiayaan mandiri.
“Dari 50 yang operasional itu semuanya juga belum cair, tetapi yang lainnya masih operasional dibiayai dari dapur tersebut. Sementara yang delapan memilih berhenti sementara,” pungkas Saeroni.











