PERISTIWA

21 Bencana Alam Landa Trenggalek dalam Dua Hari

×

21 Bencana Alam Landa Trenggalek dalam Dua Hari

Sebarkan artikel ini
Bencana Alam Trenggalek
Kondisi tanah ambles di Trenggalek, mengakibatkan retak di ruas jalan nasional.

SUARA TRENGGALEK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek mencatat sebanyak 21 kejadian bencana terjadi dalam dua hari terakhir, 28 hingga 29 Juni 2025. Bencana tersebar di enam kecamatan, mencakup 20 desa/kelurahan.

Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Atmono menyebutkan tanah longsor menjadi kejadian paling dominan dengan total 14 insiden. Selain itu, terjadi enam kejadian banjir dan dua peristiwa cuaca ekstrem.

“Dua jembatan dan satu ruas jalan mengalami kerusakan berat, sementara empat jalan lainnya rusak sedang hingga ringan,” ungkap Triadi, Senin (30/6/2025).

Ia menambahkan, delapan rumah warga mengalami kerusakan ringan, satu rumah rusak berat, serta satu gedung terdampak bencana. Selain itu, dua talud dilaporkan mengalami kerusakan.

Kecamatan Munjungan menjadi wilayah terdampak paling parah, dengan tanah longsor yang menimpa puluhan rumah dan merusak tembok warga. Beberapa rumah bahkan jebol pada bagian dinding akibat terjangan material longsor.

Di kawasan pesisir pantai Ngadipuro, banjir disertai gelombang setinggi empat meter menggerus jalan sepanjang 100 meter. Jembatan sepanjang tujuh meter yang menghubungkan Dusun Ngadipuro, Desa Craken juga dilaporkan rusak berat.

“Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Panggul. Enam titik longsor menyebabkan kerusakan pada akses jalan penghubung dan teras rumah warga,” jelas Triadi.

Di Desa Sawahan, Pager, dan Karanganyar, longsor dari tebing setinggi belasan meter mengancam permukiman dan jalur transportasi. Di Kecamatan Dongko, longsor menutup jalan utama.

sementara pohon tumbang di Kecamatan Suruh mengganggu akses jalan. Longsor juga terjadi di RT 19 Dusun Depok, Kecamatan Bendungan, hingga menutup jalan sepenuhnya.

BPBD bersama tim gabungan yang terdiri dari TRC-PB, TNI, Polri, dan relawan kebencanaan telah diterjunkan ke lokasi bencana untuk penanganan darurat.

“Penanganan darurat terus kami lakukan, mulai dari survei lapangan, distribusi logistik, hingga pengerahan alat berat seperti ekskavator untuk membersihkan material longsor,” tambahnya.